KESUSASTRAAN INDONESIA TAHUN 1980

Sejarah Sastra Tahun 80-an
Kelahiran sastra tahun 80-an diwarnai oleh aturan yang
ketat dan dipengaruhi oleh aktivitas politik. Kekuatan tahun 80-an lahir
pada masa pemerintahan Soeharto di era Orde Baru. Soeharto pada saat itu
masih memegang jabatan di militer dan sebagai presiden Republik Indonesia,
sehingga pemerintahannya sangat kuat dengan perlindungan militer. Era
Orde Baru diwarnai dengan kenyataan bahwa semua keputusan diarahkan kepada
presiden dan hak berbicara sangat dibatasi. Ketika ada pekerjaan yang
dianggap provokatif, mengancam, melecehkan, ofensif dan merugikan, maka akan
segera ditindaklanjuti oleh Soeharto. Misalnya majalah Djaja yang terkenal
berhenti terbit pada saat itu, padahal majalah tersebut memuat masalah-masalah
budaya bangsa dan kesenian Indonesia.
Sebab-sebab
di atas tersebut menjadi dasar tentang tema yang dititikberatkan pada angkatan
80-an ini, yaitu tentang roman percintaan dan kisah kehidupan pada masa itu
yang sifatnya tidak dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan
merugikan. Tema roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun didasari oleh
kemajuan ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat karena pada masa itu
perekonomian di Indonesia sangat makmur sebelum krisis moneter pertengahan
tahun 1997.
Pada
periode 80-an lahir dari konsepsi improvisasi dalam pembuatan karya sastra
menuju hasil dan bobot maksimal serta baru dari konsep yang menentang pada satu
kehidupan. Para sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang dituntut adanya
keberanian dan kreativitas untuk berkarya. Banyak karya sastra yang dijadikan
drama-drama radio. Pada periode 80-an ini karya sastra film juga berkembang
pesat. Perfilman Indonesia banyak ditonton dan diminati oleh masyarakat dan
para sutradara pun aktif menciptakan film-film baru. Misal film yang bertemakan
percintaan remaja yaitu Gita Cinta SMA ini banyak mempunyai penggemar baik
dikalangan muda maupun tua.
Latar Belakang Munculnya Sastra
Tahun 80-an
Sastra
Tahun 80-an berada di tengah lingkungan yang masyarakatnya mengalami
depolitisasi yang nyaris total. Suatu kegiatan politik mahasiswa ditertibkan
dan mahasiswa sepenuhnya dijadikan organ kampus yang dilepaskan dari segala
macam kegiatan politik. Politik stabilitas, security approach,
normalisasi kehidupan kampus, dan asas tunggal merupakan lingkungan tempat para
sastrawan era 80-an hidup. Majalah sastra hanya
ada Horison dan Basis.
Karya
sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi tersebut.
Oleh karena itu, sastra yang muncul pun jadi tidak sesuai dengan realitas
sosial politik serta tidak menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif
masyarakat pada masa itu.
Karya
sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan
banyaknya roman percintaan dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa
tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini
tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.
Beberapa
sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain
adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca
Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad
Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini
Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.
Karakteristik Sastra
Tahun 80-an
Setiap
Karya mempunyai ciri khasnya masing-masing yang membedakannya dari yang lain.
Berikut ciri-ciri Sastra tahun 1980-an:
1.
Puisi yang dihasilkan bercorak spritual
religius, seperti karya yang berjudul “Kubakar Cintaku” karya Emba Ainun Najib.
2.
Sajak cenderung mengangkat tema tentang
ketuhanan dan mistikisme.
3.
Sastrawan menggunakan konsep improvisasi.
4.
Karya sastra yang dihasilkan mengangkat
masalah konsep kehidupan sosial masyarakat yang memuat kritik sosial, politik,
dan budaya.
5.
Menuntut hak asasi manusia, seperti
kebebasan.
6.
Bahasa yang digunakan realistis,
bahasa yang ada dimasyarakat dan romantic.
7.
Terdapat konsepsi pembebasan kata dari
pengertian aslinya.
8.
Mulai menguat pengaruh dari budaya barat,
dimana tokoh utama biasanya mempunyai konflikdengan pemikiran timur.
9.
Didominansi oleh roman percintaan.
10.
Novel yang dihasilkan mendapat pengaruh
kuat dari budaya barat yang tokoh utamanya mempunyai konflik dengan
pemikiran timur dan mengalahkan tokoh antagonisnya.
Tokoh-tokoh Sastra Tahun
80-an
Ada
beberapa tokoh-tokoh sastra tahun 80-an, sebagai berikut:
1.
Hilman Hariwijaya
Hilman Hariwijaya adalah seorang penulis Indonesia dan pelopor sastra aliran pop. Namanya dikenal sejak menulis cerita pendek yang diberi judul Lupus di majalah Hai dibulan Desember 1986, yang kemudian dibukukan menjadi sebuah novel.
2.
Marga T
Marga T adalah salah seorang pengarang Indonesia yang paling produktif. Namanya mulai dikenal pada tahun 1971 lewat cerita bersambungnya, Karmila yang kemudian dibukukan dan difilmkan. |
3.
Nh. Dini
Nh. Dini, seorang sastrawan, yang mempunyai nama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin, lahir tanggal 29 Februari 1936 di Semarang, Jawa Tengah. Sebagai sastrawan, Nh. Dini menulis berbagai genre sastra, yaitu puisi, drama, cerita pendek, dan novel, tetapi ia lebih terkenal sebagai novelis yang kebanyakan karyanya mempergunakan latar negara-negara luar Indonesia.
4.
Mira W
Mira Widjaja atau yang lebih akrab disapa Mira W ini merupakan seorang dokter dan penulis yang telah melahirkan puluhan tulisan dalam berbagai genre. Wanita keturunan Tionghoa yang lahir pada tahun 1951 ini sudah menggeluti dunia tulis-menulis sejak duduk di bangku SD. |
5.
Ahmadun Yosi Hefanda
Ahmadun Yosi Hefanda adalah seorang penulis jurnalis dan sastrawan berkebangsaan Indonesia. Dia menulis esai sastra, cerpen, dan sajak sufistik sosial-religius. |
Karya-karya
Sastra Tahun 80-an
Tokoh tahun 80-an dapat dikenal karena
karya-karyanya yang sangat bagus. Beberapa dari karya sastra sebagai berikut:
1.
Hilman
Hariwijaya
a. Lupus
b. Olga
c. Lulu
d. Keluarga Hantu
e. Vanya
f. Vladd
2.
Marga
T
a. Karmila
b. Badai Pasti Berlalu
c. Buku impian semusim
d. Sekuntum Nozomi
e. Gema sebuah hati
3.
Nh.
Dini
a. Pada sebuah kapal
b. Namaku Hiroko
c. Pertemuan dua hati
d. Dua dunia
4.
Mira
W
a. Dari jendela SMP
b. Masih ada kereta yang akan lewat
c. Seandainya aku boleh memilih
d. Ketika cinta harus memilih
e. Deviasi
5.
Ahmadun
Yosi Hefanda
a. Sembahyang rumputan
b. Badai laut biru
c. Sebutir kepala dan seekor kucing
d. Sebelum tertawa dilarang
Kualitas
Sastra tahun 80-an
Setiap Karya memiliki Kelebihan dan
kekurangannya, seperti di tahun80-an.
Kelebihan karya sastra tahun 80-an:
1.
Memiliki wawasan estetika yang luas.
2. Bertema tentang percintaan
asmara dan kisah hidup ini juga dilandasi oleh kemajuan ekonomi dan kehidupan
yang indah bagi masyarakat sehingga memberikan efek kebahagiaan bagi
pembacanya.
3.
Penekanan pada pemikiran dan cara
penyampaian dalam karya sastra.
4. Tahun 80-an eriode adalah literatur
dinamis yang bergerak dengan masyarakat Indonesia untuk hidup baru dengan
wawasan konstitusional.
5.
kecepatan penyair p ara menuntut
keberanian dan kreativitas dalam berkarya.
6.
Pada tahun 80-an ini karya sastra film
juga berkembang.
7.
Sastra era 1980-an juga berkembang
menjadi sastra pop.
Kekurangan
karya sastra tahun 80-an:
1.
Karya sastra era 80-an diwarnai
aturan ketat dan dipengaruhi aktivitas politik.
2.
Karya sastra lahir di tahun 80-an
mempengaruhi proses depolitisasi.
3.
Kesusastraan yang nampaknya tidak sejalan
dengan realitas sosio-politik dan tidak menunjukkan kecemasan dan penderitaan
kolektif masyarakatpada waktu itu
REFRENSI
https://indomaterikuliah.blogspot.com/2015/03/makalah-sejarah-sastra-angkatan-80.html
http://makallahkarakteristikkaryasastraa.blogspot.com/
http://anandyaga.blogspot.com/2012/09/sastra-angkatan-80an.html
Komentar
Posting Komentar